Iklan Kaspersky Dilarang di Twitter
lebakcyber.net – Pemerintah Amerika Serikat ternyata bukan satu-satunya yang sangat paranoid terhadap perusahaan Kaspersky Lab. Ternyata Twitter juga melakukan hal yang sama, hal tersebut tercium karena iklan Kaspersky dilarang di Twitter yang terjadi baru-baru ini dan disampaikan langsung kepada perusahaan keamanan cyber asal Rusia tersebut.
Eugene Kaspersky selaku pendiri Kaspersky Lab mempertanyakan larangan perusahaannya melakukan iklan di Twitter tersebut. Dan ternyata larangan mengenai larangan perusahaan Kaspersky melakukan iklan di Twitter tersebut sudah dilakukan sejak Januari 2018.
Dikutip dari halaman Tech Crunch, Kaspersky mengatakan bahwa ada sebuah surat singkat yang dikirim oleh karyawan Twitter yang tidak menyebutkan namanya dan memberitahu Kaspersky bahwa perusahaannya menjalankan bisnis yang bertentangan dengan praktik bisnis Twitter Ads.
Hal tersebut tentu saja membuat Kaspersky geram. Dirinya sangat meyakini bahwa perusahaannya tidak melanggar aturan bisnis tertulis ataupun tidak tertulis mengenai ketentuan yang ada pada Twitter Ads.
“Dan model bisnis kami sama saja dengan yang digunakan di seluruh industri keamanan cyber. Kami menyediakan produk dan layanan bagi pengguna, dan mereka membayar untuk itu,” tegas Kaspersky.
Dikabarkan selama tahun 2017 lalu Kaspersky Lab sudah menghabiskan sekitar USD 93 Ribu untuk mempromosikan konten mereka di Twitter. Ketidakjelasan mengenai alasan iklan Kaspersky dilarang saat ini membuat Kaspersky secara terbuka menanyakannya langsung kepada CEO Twitter Jack Dorsey melalui Twitter.
Pada kesempatan lainnya, pihak Twitter juga menegaskan bahwa alasan pelarangan tersebut karena Kaspersky Lab dianggap sudah menjalankan model bisnis yang bertentangan dengan praktik bisnis Twitter Ads. Namun sayangnya pihak Twitter kemudian merujuk kepada pencekalan perusahaan Kaspersky Lab oleh pemerinta Amerika Serikat.
Pelarangan tersebut ternyata ada hubungannya dengan dihapuskannya Kaspersky Lab dari daftar vendor pembelian perangkat teknologi yang nantinya akan digunakan oleh instansi Amerika Serikat sebagai salah satu dampak dari memburuknya hubungan antara Amerika dengan Rusia yang semakin meluas.
Hal tersebut menjadi semakin tindakan nyata dari kecurigaan badan intelijen dan parlemen Amerika Serikat yang muncul beberapa tahun lalu. Mereka juga meyakini bahwa perusahaan antivirus yang memiliki markas di Moskow tersebut memiliki hubungan erat dengan badan intelijen Rusia yang berada dibalik serangan cyber Amerika Serikat.