CEO Twitter Akui Tidak Menggunakan Google
lebakcyber.net – CEO Twitter akui tidak menggunakan Google. Jack Dorsey yang merupakan CEO Twitter ternyata bukan pengguna layanan Google, setidaknya sebagai mesin pencari. Padahal mesin pencari buatan Google merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh sang pendiri Twitter tersebut melalui kicauannya di akun Twitter pribadi miliknya beberapa waktu yang lalu. Dikutip dari halaman Business Insider, Dorsey mengatakan kalau dirinya merupakan pengguna DuckDuck Go.
Dalam kicauannya Jack mengatakan “Saya suka @DuckDuckGo. Mesin pencari utama untuk sekarang. Aplikasi ini lebih baik!”. Dan kicauannya tersebut juga disambut baik oleh DuckDuckGo dengan mengatakan bahwa mereka senang memiliki Dorsey sebagai pengguna.
Namun sayang tidak dikatakan lebih lanjut mengapa pendiri Twitter tersebut lebih memilih mesin pencari DuckDuckGo dibandingkan dengan mesin pencari Google. Namun kemungkinan besar dirinya memilih layanan tersebut karena jaminan privasi yang diberikan.
Sebagai informasi tambahan, DuckDuckGo merupakan mesin pencari yang lebih memprioritaskan privasi para penggunanya. Karena layanan ini tidak menampilkan hasil pencarian yang dipersonalisasikan dan menolak untuk membuat profil penggunanya.
Hal tersebut jelas sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh mesin pencari Google, karena layanan tersebut seringkali mengumpulkan data pengguna untuk dapat digunakan sebagai kebutuhan iklan.
Ini bukan pertama kalinya Dorsey mengejek perusahaan teknologi raksasa melalui sebuah cuitan di Twitter. Sebelumnya, dirinya juga sempat meledek Facebook yang sekarang menggunakan tagline ‘from facebook’ untuk setiap layanannya.
Dalam kicauannya tersebut, Dorsey menuliskan “Twitter… from TWITTER,”. Hal tersebut secara tidak langsung dia juga meledek ukuran font Facebook sebagai perusahaan yang sekarang tampil seluruhnya menggunakan huruf kapital.
Twitter Hentikan Terima Iklan Politik
Kabar lainnya adalah Twitter akan mulai berhenti menerika iklan politik. Kebijakan tersebut berlaku di seluruh dunia dan sudah dimulai sejak tanggal 22 November 2019 lalu.
Melalui akun Twitter pribadi miliknya, Dorsey mengatakan “Kami sudah memutuskan untuk menghentikan semua iklan politik di Twitter secara global. Menurut kami, jangkauan pesan politik seharusnya didapatkan, bukan dengan cara dibeli”.
Dorsey dalam cuitannya juga menambahkan bahwa “Pesan politik didapatkan saat orang-orang memutuskan utnuk mengikuti sebuah akun atau retweet. Membayar untuk mencapai menghilangkan keputusan tersebut, memaksa pesan politik yang sangat dioptimalkan dan ditargetkan pada orang-orang. Kami sangat yakin keputusan tersebut tidak boleh dikompromikan dengan uang.”
Ned Segal, selaku Chief Financial Office Twitter mengungkapkan bahwa perusahaan mendapat pemasukan tidak kurang dari USD 3 juta dari iklan politik pada tahun lalu. Dirinya juga menegaskan bahwa keputusan Twitter tersebut tidak berdasarkan uang.
Ned Segal mengatakan bahwa keputusan yang diambil tersebut berdasarkan prinspi dan bukan karena uang semata.