WhatsApp Tidak Akan Pernah Aman
lebakcyber.net – WhatsApp tidak akan pernah aman. Celah keamanan yang ada pada WhatsApp yang berhasil dimanfaatkan oleh hacker untuk meluncurkan spyware atau software untuk memata-matai yang berpotensi mengeruk data tanpa disadari penggunanya. Pendiri aplikasi messaging pesaing Telegram, yakni Pavel Durov juga ikut berkomentar.
Dalam kolomnya, Durov menuliskan judul “Kenapa WhatsApp Tidak akan Pernah Aman”. Sosok jenius yang berasal dari Rusia ini mengemukakan fakta bahwa dirinya tidak terkejut kalau WhatsApp dapat terkena serangan hacker.
“Berita tersebut tidak membuatku terkejut. Tahun lalu, WhatsApp harus mengakui kalau mereka memiliki isu yang sangat mirip, video call tunggal adalah yang dibutuhkan oleh hacker untuk bisa mendapatkan akses dari data seluruh ponsel,” sebut Durov.
Dikutip dari halaman Independent, Durov mengatakan “WhatsApp memiliki sebuah sejarah yang konsisten, dari tidak adanya penyandian pada saat pertama kali diciptakan sampai masalah keamanan yang terus menerus yang anehnya sangat cocok untuk tujuan mata-mata. Melihat kebelakang, tidak ada satu haripun WhatsApp selama 10 tahun perjalanannya dimana layanan ini aman,” klaim Durov.
WhatsApp sendiri bukan merupakan aplikasi open source sehingga peneliti keamanan tidak dapat secara mudah meneliti celah keamannya. Hal tersebut dapat memungkinkan pemerintah ataupun ataupun hacker membuat backdoor di dalam aplikasi yang dapat menerobos segala perlindungan yang dibenamkan.
Durov melanjutkan “Setiap kali WhatsApp harus memperbaiki celah keamanan kritis di dalam aplikasinya, yang baru sepertinya muncul lagi. Seluruh masalah keamanan mereka cocok untuk aksi memata-matai, terlihat dan bekerja seperti layaknya backdoor”.
Pada tahun 2016 lalu, WhatsApp membekali penyandian atau enkripsi end to end sehingga pesan tidak dapat lagi dibaca selain oleh pengirim dan penerima pesan. Namun para pakar keamanan menyatakan bergantung pada teknologi itu masih kurang cukup untuk melindungi privasi dan juga keamanan penggunanya.
Pendiri firma Blockchain Temtum, Richard Dennis mengatakan “Hack terbaru ini menunjukan bahwa enkripsi bukanlah perlindungan hebat seperti yang dipikirkan oleh banyak orang. Serangan ini memang ponsel secara langsung sehingga hacker dapat mengakses data sebelum dan sesudah dienkripsi”.
Kembali kepada Durov, dirinya meyakini kalau WhatsApp tidak akan aman kecuali secara fundamental mengubah cara kerjanya. “Bagi WhatsApp untuk menjadi layanan yang berorientasi privasi, mereka berisiko kehilangan seluruh pasar dan juga bentrok dengan otoritas di negaranya sendiri. Dan sepertinya mereka tidak siap untuk menghadapi hal tersebut,”.