Monday , March 17 2025

TikTok Dituduh Kirim Data Pengguna ke China

grid.id

TikTok Dituduh Kirim Data Pengguna ke China

lebakcyber.net – TikTok dituduh kirim data pengguna ke China. Aplikasi TikTok kembali tersandung masalah hukum. Aplikasi berbagi video pendek tersebut mendapat gugatan class action dari seorang pengguna di Amerika Serikat.

Seorang mahasiswa bernama Misy Hong yang bermukim di wilayah Palo Alto, California, Amerika Serikat menuduh TikTok sudah melakukan pelanggaran privasi. Menurut Misty, TikTok secara diam-diam sudah mengirimkan data para pengguna aplikasinya ke China.

Dari dokumen gugatan yang diajukan oleh Misty tersebut, dirinya mengaku kalau dia mendownload aplikasi TikTok sekitar bulan Maret atau April lalu. Namun dirinya mengatakan kalau dirinya tidak pernah membuat akun di aplikasi TikTok tersebut.

Namun beberapa bulan kemudian dirinya menemukan bahwa TikTok sudah membuatkan akun dirinya tanpa sepengetahuan dan juga konfirmasi dari Misty.

Dirinya pun marah karena pada akun tersebut terdapat informasi pribadi miliknya yang termasuk kedalam informasi biometrik seperti hasil scan wajah dalam sebuah video yang tidak pernah dia posting ke aplikasi TikTok.

Misty mengatakan “Sama saat mereka menggunakan aplikasi Musical.ly dan TikTok, secara diam-diam mereka memanfaatkan informasi pribadi tersebut dalam jumlah yang besar”.

Berdasarkan catatan, TikTok mentransferkan data para penggunanya ke dua server yang berada di China, yaitu bugly.qq.com dan juga umeng.com pada bulan April tahun 2019 lalu.

Data yang dikirimkan termasuk informasi mengenai perangkat pengguna dan juga informasi riwayat halaman web yang pernah dikunjungi oleh para pengguna aplikasi TikTok.

Server Umeng.com adalah bagian dari raksasa e-commerce China, Alibaba Group. Sedangkan server Bugly.qq dimiliki oleh Tencent yang tidak lain merupakan perusahaan software terbesar di China.

Pada dokumen gugatan tersebut tidak disebutkan bahwa ada beberapa kode yang ikut ditanamkan ke dalam TikTok. Salah satunya adalah kode dari lxegin yang merupakan sebuah layanan iklan yang berada di China.

Berdasarkan peneliti, kode tersebut dapat memungkinkan pengembang untuk menginstall spyware kedalam smartphone pengguna. Walaupun demikian, TikTok sepertinya tidak ambil pusing dengan tuduhan tersebut.

TikTok juga tidak melakukan pembelaan diri, pihaknya menyatakan bahwa TikTok menyimpan semua data para pengguna di wilayah Amerika Serikat masih disimpan di Amerikat Serikat dengan data cadangan di Singapura.

Dikutip dari halaman The Daily Beast, sebelumnya TikTok juga saat ini sedang mendapat perhatian dari pemerintah Amerika Serikat. TikTok dianggap dapat mengancam keamanan nasional khususnya terkait penyimpanan data pengguna.

About Firdan Ardiansyah

Admin di lebakcyber.net Untuk berhubungan dengan saya, silahkan kirim email ke : firdan@lebakcyber.net

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *