Monday , December 2 2024

Mayoritas Korban Petya Menggunakan Windows 7

Mayoritas Korban Petya Menggunakan Windows 7

Lebakcyber.net – Sudah banyak negara yang terkena ransomware Petya dan mayoritas korban petya menggunakan windows 7 sebagai sistem operasinya.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat keamanan cyber dari Avast. Berdasarkan informasi dan hasil penelitian yang mereka dapatkan, Ransomware Petya banyak ditemukan di sistem operasi berbasis Microsoft Windows. Dan dari sekian banyak versi windows, versi Microsoft windows 7 lah yang paling banyak terkena dan menjadi korban serangan ransomware Petya.

Berikut ini adalah data statistik mengenai sistem operasi yang menjadi korban ransomware petya yang dikeluarkan oleh Avast :

  • Windows 7 – 78%
  • Windows XP – 14%
  • Windows 10 – 6%
  • Windows 8.1 – 2%

Sebelumnya Avast sudah mengidentifikasi serangan ransomware petya ini sejak tahun 2016 lalu, jadi serangan yang dilakukan oleh ransomware petya ini bukanlah serangan yang baru dilakukan. Namun Petya yang beberapa hari ini menyerang sudah di patch dengan malware yang berbeda dengan versi sebelumnya. Serangan tersebut dilaporkan sudah menyebar ke Rusia, India, Perancis, Spanyol dan juga Belanda.

Sama seperti ransomware jenis lainnya, ransomware petya juga meminta sejumlah uang tebusan yang harus dikirim ke akun bitcoin milik mereka jika komputer yang menjadi korban ingin data yang tersimpan di storagenya dapat kembali dibuka.

Pihak Avast sendiri sangat merekomendasikan para pengguna PC untuk melakukan proses update pada pc yang mereka gunakan, karena berdasarkan data dari Avast’s Wi-Fi Inspector menunjukan bahwa 38 juta PC yang mereka pindai minggu lalu belum melakukan patch atau update pada sistem operasi mereka sehingga menjadi lebih rentan terkena ransomware petya.

Selain melakukan patch atau update pada sistem operasi, pihak Avast juga sangat merekomendasikan untuk melakukan update pada antivirus mereka agar mendapatkan update terbaru.

Ransomware Petya diluncurkan pada tanggal 28 Juni 2017 lalu dan sudah memakan banyak korban, diantaranya perusahaan minyak di Rusia, Bank bank di Ukraikan, Pabrik coklat di Australia hingga perusahaan peti kemas di India.

Petya membuat sejumlah perusahaan tersebut lumpuh dan tidak bisa melakukan bisnisnya. Agar bisa mengaktifkannya kembali, perusahaan perusahaan tersebut harus membayar uang tebusan sebesar 300 dollar atau sekitar 4 juta rupiah yang harus dikirim ke alamat bitcoin yang sudah diinformasikan oleh ransomware petya.

About Firdan Ardiansyah

Admin di lebakcyber.net Untuk berhubungan dengan saya, silahkan kirim email ke : firdan@lebakcyber.net

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *