Sunday , November 24 2024
Kecanduan Game Menyebabkan Halusinasi
Kecanduan Game Menyebabkan Halusinasi

Kecanduan Game Menyebabkan Halusinasi

Kecanduan Game Menyebabkan Halusinasi

lebakcyber.net – Kecanduan Game Menyebabkan Halusinasi. Para gamer, yang sudah mencapai titik ekstrem, berisiko mengidap gangguan psikologis yang membuat mereka mengalami pengalaman yang kurang wajar saat bermain game. Kondisi psikologis ini dikenal sebagai Gaming Transfer Phenomenon (GTP), dan pengidapnya adalah individu yang non-psikotik.

Setelah bermain game secara intensif, mereka akan mengalami halusinasi, mengimajinasikan elemen-elemen permainan ke dalam kehidupan nyata. GTP telah diakui sebagai bagian dari gangguan kecanduan game video atau Gaming Disorder (GD) oleh International Classification of Diseases.

Pada bulan Juni yang lalu, Kolese Psikiater Australia dan Selandia Baru (RANZCP) mengadakan pertemuan di Kota Perth, Australia Barat, untuk membahas berbagai gangguan kesehatan mental dan upaya pengobatannya, termasuk GD.

Menurut perkiraan RANZCP, sekitar 10 persen anak muda di Australia mengidap GD, dan kasusnya terus meningkat selama pandemi COVID-19. Fiona Stanley Hospital (FSH), yang telah menjadi pusat perawatan khusus untuk GD sejak tahun 2021, mengungkapkan bahwa gangguan ini seringkali sulit terdeteksi. Dokter harus melakukan pertanyaan langsung untuk mengidentifikasi gangguan ini pada pasien.

GD dapat mengakibatkan penolakan sekolah atau universitas, pengangguran, utang judi, dan masalah perilaku seperti perilaku agresif pada beberapa pengidapnya. Beberapa faktor penyebab GD termasuk gangguan perkembangan otak, fobia sosial, dan masalah keluarga.

Menurut Kavita Seth, seorang psikiater spesialis dalam kecanduan dari FSH, gangguan ini dimulai ketika seorang gamer tidak dapat menghentikan bermain game. Mereka lebih memilih bermain game daripada tidur, makan, pergi ke sekolah, menyelesaikan pekerjaan rumah, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Beberapa pasien GD mengalami GTP, di mana mereka mengalami halusinasi elemen-elemen dari game di dunia nyata ketika mereka tidak sedang bermain. Mereka juga mungkin mendengar audio atau musik dari game setelah mereka berhenti bermain cukup lama.

Dalam sebuah penelitian, seorang gamer berusia 17 tahun mengungkapkan bahwa dia melihat informasi karakter game di atas kepala orang-orang di dunia nyata saat bermain game World of Warcraft. Hal serupa juga dialami oleh gamer lain bernama Daniel Owens yang mengganggu pola tidurnya dan terus memikirkan game Portal 2 saat sedang tidur.

Menurut ilmuwan psikologi Angelica Ortiz de Gortari, fenomena yang dialami pengidap GTP tidak hanya berkaitan dengan permainan video. Faktor kunci yang memicu gangguan ini melibatkan beban kognitif yang tinggi, kondisi trans, kelebihan asupan sensorik, dan keterlibatan emosional. Ini bisa menyebabkan diagnosis GTP bingung dengan halusinasi psikotik.

Penelitian oleh psikolog Wayne Warburton dari Universitas Macquarie menunjukkan bahwa 10 persen anak-anak di Australia menunjukkan tanda-tanda bermain game secara berbahaya, dan 3 persennya dapat digolongkan sebagai pengidap GD. Hal ini menunjukkan bahwa kecanduan game merupakan masalah yang serius dan berkelanjutan yang dapat memengaruhi kesejahteraan anak-anak.

Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, kecanduan bermain game dapat menyebabkan anak-anak menjadi agresif dan mengalami masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi mereka yang mungkin mengidap GD untuk mencari bantuan dari spesialis agar gangguan ini dapat diatasi dengan cepat.

Angelica Ortiz de Gortari menyimpulkan bahwa GTP mengingatkan kita pada kerentanan manusia terhadap rangsangan sintetis dan tantangan yang dihadapi oleh pikiran manusia akibat kemajuan teknologi yang terus berlanjut.

About Firdan Ardiansyah

Admin di lebakcyber.net Untuk berhubungan dengan saya, silahkan kirim email ke : firdan@lebakcyber.net

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *