CEO Snapchat Sebut Instagram Membuat Sedih
lebakcyber.net – Evan Spiegel, CEO Snapchat Sebut Instagram Membuat Sedih. Dirinya mengatakan bahwa Instagram membuat orang-orang menjadi sedih dan secara implisit mengindikasikan bahwa Snapchat tidak seperti jejaring sosial tersebut.
Evan pada acara di sebuah panggung konfrensi mengatakan “Pengalaman pengguna di Instagram membuat mereka tidak merasa puas dengan pengalaman sendiri. Sangat menyeramkan mereka harus berkompetensi untuk sebuah popularitas”.
Pendapat tersebut semata-mata didasarkan pada fakta bahwa Instagram memiliki fitur penghitung jumlah ‘Like’ dan ‘Follower’, sementara Snapchat tidak. Menurut dirinya, saat orang-orang mendewakan like dan juga jumlah follower, mereka secara otomatis merasa frustasi.
Mungkin saja hal tersebut memang ada benarnya, namun tidak bisa digeneralisasikan ke semua orang. Tida ada basis teori dan fakta yang kuat untuk mendukung pendapat dari Evan Spiegel tersebut.
Minggu ini, Snapchat merilis hasil penelitian mengenai perasaan pengguna menjajal penggunaan aplikasi dari berbagai media sosial. Ironisnya, skor indeks untuk Instagram terbilang positif dan secara telak membantah argumen sang CEO.
Secara umum, menurut data Snap, netizen merasa terinspirasi, kreatir, terhibur dan menyenangkan saat menggunakan Instagram.
Hany ada satu atribut negatif yang tertempel pada Instagram, yaitu kecenderungan untuk fokus dengan diri sendiri atau self conscious.
Sementara itu pada skor indeks Snapchat, sembilan atribusi perasaan pengguna yang melekat dapat dikatan positif. Hal tersebut tentu tidak mengherankan, apalgi penelitian berasal dari perusahaan induknya.
Selain data dari Snap, seorang jurnalis BusinessInsider iseng menyebar survei online untuk menanyakan kepada netizen secara acak, begini kira-kira isi dari survei online tersebut.
“Dibandingkan perasaan Anda sebelum membuka aplikasi, bagaimana Snapchat dan Instagram berdampak kepada Anda secara emosional?”.
Ada 453 respons untuk Instagram, dimana hanya 7,5 persen yang menjawab perasaan mereka menjadi lebih buruk. Sebanyak 22,3 persen mengatakan lebih baik dan 70,2 persen mengatakan tidak berdampak apa-apa.
Sedangkan Snapchat mendapatkan 581 respon. Dimana hanya 4,8 persen yang mengatakan perasaan mereka menjadi lebih buruk, 27,9 persen mengatakan lebih baik dan 67,3 mengatakan tidak merasakan perubahan apa-apa.
Berdasarkan survei singkat tersebut, bisa dilihat gambaran kasar bahwa memang lebih sedikit pengguna Snapchat yang merasa buruk setelah membuka aplikasi. Akan tetapi, persentase pengguna Instagram juga terhitung sedikit yang merasa buruk setelah membuka aplikasi.
Evan dan Snap mengatakan tidak ingin memberikan pernyataan resmi mengenai temuan survei tersebut. Alih-alih, mereka malah memberika dua studi akademi mengenai Snapchat.
Dua studi tersebut masing-masing dikeluarkan pada tahun 2016 oleh University of Michigan dan 2017 oleh University of Minnesota. Masalhnya kedua penelitian itu tidak secara gamblang menyebut bahwa Instagram berdampak buruk pada perasaan seseorang.