Lebak Cyber Tips dan Trik Komputer
CEO Facebook Meminta Maaf Atas Kasus Kebocoran Data
lebakcyber.net – Pihak Facebook mengakui bahwa ada sekitar 50 juta data pribadi pengguna Facebook yang dicuri dan telah disalah gunakan oleh pihak ketiga, yaitu firma analisis data Cambridge Analytica. Dan CEO Facebook meminta maaf atas kasus kebocoran data yang digunakan untuk kampanye pemenangan presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tahun 2016 lalu.
Minggu lalu, Mark Zuckerberg selaku CEO dari facebook angkat bicara mengenai skandal tersebut melalui akun Facebook personalnya. Zuck meminta maaf dan dirinya berjanji akan memperbaiki sistem keamanan Facebook agar lebih melindungi privasi para penggunanya.
Bukan hanya di akun pribadi Facebook milikinya, Zuck juga meminta maaf melalui satu halaman surat kabar di beberapa media besar seperti New York Times, Wall Street Journal dan juga Washington Post.
Permintaan maaf melalui media tersebut naik cetak untuk edisi Minggu (25 Maret 2018). Dimana isi permintaan maaf tersebut berisi lima paragraf pendek serta disertai dengan tanda tangan dari Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook.
Berikut ini adalah isi dari permintaan maaf CEO Facebook tersebut kepada media :
Anda mungkin sudah mendengar tentang aplikasi kuis buatan seorang peneliti yang membocorkan data pribadi jutaan pengguna Facebook pada 2014, begitu pembukaan permohonan maaf Mark Zuckerberg. Ini adalah pelanggaran kepercayaan, dan saya minta maaf kami tak berbuat lebih kala itu. Kami sekarang mengambil langkah agar kejadian seperti ini tak terulang lagi. Adapun langkah yang dimaksud untuk mengehentikan operasional aplikasi pihak ketiga yang mengumpulkan data dan informasi yang terlalu banyak dari para pengguna Facebook. Dan pihak Facebook juga berjanji akan lebih gencar menyelidiki pergerakan aplikasi dari pihak ketiga.
Pada penutup permintaan maafnya tersebut, Zuck juga mengucapkan terima kasih kepada para pengguna Facebook karena telah memberikan kepercayaan yang besar kepada Facebook dan dirinya berjanji akan melakukan hal yang lebih baik lagi bagi para pengguna Facebook.
Skandal Cambridge Analytica ini sendiri memang sempat membuat heboh setelah diketahui bahwa data para pengguna Facebook yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung proses kemenangan kampanye Donald Trump pada pemilihan presiden tahun 2016 lalu.
