Apa Itu DeepSeek Penantang ChatGPT dari China?
lebakcyber.net – Apa Itu DeepSeek Penantang ChatGPT dari China? DeepSeek sedang menjadi bahan pembicaraan di dunia teknologi. Startup artificial intelligence (AI) asal Tiongkok ini berhasil mencuri perhatian dengan model AI terbarunya, DeepSeek R1, yang disebut-sebut mampu menyaingi ChatGPT.
Bahkan, model ini sudah memuncaki App Store iOS dan membuat banyak orang penasaran. Dengan harga yang jauh lebih murah tapi performa setara dengan OpenAI, DeepSeek membuka babak baru dalam persaingan teknologi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Namun, DeepSeek tidak hanya menarik perhatian karena performanya yang tinggi. Startup ini juga memiliki pendekatan unik dalam mengembangkan model AI, yang membuatnya berbeda dari para pesaingnya di Amerika.
Jadi, apa sebenarnya DeepSeek itu, dan siapa yang ada di balik pengembangannya? Selengkapnya berikut ini LebakCyber mengulasnya.
Apa itu DeepSeek dan siapa yang mengembangkannya?
DeepSeek menawarkan dua model unggulan, DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1, yang diklaim memiliki efisiensi dan performa lebih baik dibandingkan model AI lain di pasar.
DeepSeek-V3 dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna di berbagai bidang, mulai dari menjawab pertanyaan sehari-hari hingga menangani tugas-tugas kompleks, seperti perhitungan matematika dan pemecahan masalah logika.
Model ini disebut sebagai pesaing langsung GPT-4o milik OpenAI. Sementara itu, DeepSeek-R1, model terbaru mereka, dirancang dengan efisiensi yang lebih tinggi dan kemampuan untuk bersaing langsung dengan O1 dari OpenAI, terutama dalam tugas yang membutuhkan analisis data mendalam dan penalaran kompleks.
Dikembangkan oleh DeepSeek AI, sebuah startup yang berbasis di Hangzhou, Tiongkok, model ini menjadi sorotan karena menggabungkan efisiensi tinggi dengan biaya penggunaan yang jauh lebih rendah dibandingkan pesaingnya.
DeepSeek R1, misalnya, tidak hanya cepat dalam memproses informasi tetapi juga hemat sumber daya, membuatnya lebih terjangkau bagi banyak pengguna dibandingkan model sekelasnya.
Startup DeepSeek AI didirikan kurang dari dua tahun lalu oleh High Flyer, sebuah hedge fund Tiongkok dengan visi ambisius untuk mengembangkan artificial general intelligence (AGI).
Dalam waktu singkat, DeepSeek telah membangun reputasi sebagai pelopor AI global dengan menghadirkan model-model yang tak hanya canggih, tetapi juga mendorong persaingan harga di industri AI Tiongkok. Hal ini memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam perkembangan teknologi AI modern.
Liang Wenfeng
Kesuksesan DeepSeek tidak lepas dari sosok pendirinya, Liang Wenfeng, yang memiliki visi besar untuk membawa Tiongkok ke garis depan inovasi kecerdasan buatan global.
Ia mengarahkan perusahaannya untuk fokus pada pengembangan artificial general intelligence (AGI), sebuah konsep kecerdasan buatan yang mampu berpikir dan membuat keputusan seperti manusia.
Salah satu nilai jual utama dari DeepSeek adalah efisiensi modelnya. DeepSeek-R1, model terbaru mereka, hanya membutuhkan biaya sekitar 6 juta dollar AS untuk pelatihan.
Ini menjadi angka yang jauh lebih kecil dibandingkan investasi besar yang dilakukan oleh pesaing seperti OpenAI. Dengan biaya rendah dan performa tinggi, DeepSeek telah menjadi simbol efisiensi dalam pengembangan teknologi AI.
Efisiensi ini tidak hanya berdampak pada pasar lokal, tetapi juga mulai mengguncang industri teknologi global. Banyak perusahaan besar, termasuk Meta dan OpenAI, mulai memperhatikan pendekatan DeepSeek untuk meningkatkan efisiensi model mereka sendiri.
Hal ini menegaskan bahwa meskipun DeepSeek adalah pemain baru, mereka sudah membawa perubahan signifikan dalam persaingan AI global.
Model-model DeepSeek
Dilansir dari laman Time, DeepSeek memiliki dua model unggulan, yaitu DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1.
Kedua model ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda, menawarkan efisiensi tinggi, dan menantang dominasi model AI terkemuka seperti GPT-4o dari OpenAI.
Meski berasal dari arsitektur dasar yang sama, keduanya memiliki fokus dan keunggulan yang membedakannya.
DeepSeek-V3, yang dirilis pada Desember 2024, adalah model berbasis Mixture-of-Experts (MoE) dengan total 671 miliar parameter. Namun, hanya 37 miliar parameter yang diaktifkan per token selama proses inferensi, membuatnya sangat efisien.
Model ini mampu menangani jendela konteks hingga 128.000 token dan menghasilkan output hingga 8.000 token. Fokus utama DeepSeek-V3 adalah menyelesaikan tugas-tugas umum, seperti menjawab pertanyaan sehari-hari, memahami bahasa alami, dan menghasilkan konten kreatif.
Model ini dirancang untuk memberikan solusi yang cepat dan efektif bagi pengguna dengan kebutuhan yang beragam.
Sementara itu, DeepSeek-R1, yang diluncurkan pada Januari 2025, mengambil langkah lebih jauh. Dibangun di atas fondasi DeepSeek-V3, model ini menggunakan teknik reinforcement learning untuk meningkatkan kemampuan penalaran (reasoning) dan pemecahan masalah kompleks.
Dengan kapasitas output yang diperluas hingga 32.000 token, DeepSeek-R1 dirancang untuk tugas-tugas yang membutuhkan analisis mendalam, seperti matematika tingkat lanjut, logika berantai, dan pemrograman.
Model ini tidak hanya unggul dalam memahami konteks yang kompleks, tetapi juga dalam menghasilkan respons yang lebih detail dan terstruktur.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tujuan dan fokusnya. DeepSeek-V3 lebih cocok untuk tugas-tugas umum dengan efisiensi tinggi, sementara DeepSeek-R1 diarahkan untuk aplikasi yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang mendalam.
Selain itu, kapasitas output DeepSeek-R1 yang lebih besar memungkinkan model ini memberikan jawaban yang lebih panjang dan komprehensif, menjadikannya ideal untuk skenario penggunaan yang lebih kompleks.