Apa Benar Telegram Benar Benar Aman
Lebakcyber.net – Saat ini masih hangat diperbincangakan tentang pemblokiran aplikasi chatting Telegram di Indonesia yang disinyalir banyak digunakan oleh para teroris untuk dapat saling berkomunikasi karena menurut beberapa pendapat aplikasi Telegram memiliki tingkat keamanam dan privasi yang tinggi bagi para penggunanya, namun apa benar telegram benar benar aman dalam hal proses enkripsi dan dalam menjaga privasi para penggunanya?
Menurut sebuah informasi yang juga menyertakan buktinya, layanan Telegram tersebut sudah berhasil di bobol oleh pihak Rusia dan Amerika, bahkan badan intelejen Amerika sendiri telah menunjukan beberapa informasi yang berhasil didapat dari hasil peretasan Aplikasi Telegram kepada mantan Presiden Amerika Barrack Obama saat dulu masih menjabat.
Namun sampai saat ini kabar yang beredar tersebut masih belum dapat dipastikan kebenarannya. Walaupun katanya pihak FSB (Badan Intelejen Rusia) telah menemukan cara untuk membobol enkripsi yang dimiliki aplikasi chatting telegram. Tujuan FSB melakukan hal tersebut karena aplikasi telegram kerap digunakan oleh para teroris untuk saling berhubungan.
“Dalam hal platform IT, sebuah operasi cyber FSB menandai sistem enskripsi Telegram sebagai perhatian utama, dan oleh karena itu sangat ditargetkan oleh FSB. Karena alasan sering digunakan oleh aktivis politik internal Rusia dan oposisi. Pemahamannya adalah bahwa FSB sekarang telah berhasil memecahkan perangkat lunak komunikasi ini dan oleh karena itu (Telegram) tidak lagi aman untuk digunakan,” tulis informasi yang dimaksud.
Jawaban Pihak Telegram
Kabar yang beredar tersebut tentu saja tidak membuat pihak Telegram berdiam diri. Pihak Telegram mengatakan kebocoran informasi dan kabar bahwa badan intelejen Amerika dan Rusia sudah berhasil membobol sistem enkripsi yang dimiliki Telegram merupakan berita yang tidak jelas asal usulnya.
Dilansir dari halaman Business Insider. Menurut juru bicara Telegram, informasi yang beredar tersebut merupakan hasil dari laporan palsu yang hanya berasala dari sumber yang tidak jelas.
Namun bukan berarti Telegram belum pernah terkena Hack. Pada bulan Agustus tahun 2016, Collin Anderson yang merupakan seorang peneliti keamanan independen menyebut kalau aplikasi chatting Telegram tersebut pernah mengalami kebobolan yang disebut-sebut dilakukan oleh pihak pemerintah Iran.
Proses peretasan dilakukan dengan memanfaatkan intercept terhadap kode verifikasi SMS yang dikirimkan kepada setiap pengguna baru Telegram ataupun yang melakukan install ulang aplikasi Chatting tersebut untuk mengaktifkan aplikasi pesan instan ini.
Belum diketahui apakah FSB juga melakukan cara yang sama dengan yang digunakan oleh pemerintah Iran dalam hal membobol enkripsi yang dimiliki Telegram. Walaupun begitu, kabar yang beredar tersebut belum dapat dipastikan 100% kebenarannya.