Bos Telegram Mengatakan WhatsApp Berbahaya
lebakcyber.net – Bos Telegram mengatakan WhatsApp berbahaya. Bos sekaligus pendiri aplikasi berbagi pesan instant Telegram, Pavel Durov mengatakan kalau WhatsApp sebagai aplikasi yang berbahaya.
Tentang hal tersebut diumumkan langsung oleh Durov pada suatu unggahan blog yang sesudah itu dibagikan kepada followers account Telegram- miliknyanya.
Melansir halaman Digital Trends, Senin( 3/ 2/ 2020), Pavel Durov menuduh kalau aplikasi WhatsApp layak disalahkan serta wajib memperbaiki diri. Dia juga menjelaskan, fitur enkripsi end- to- end yang digembar gemborkan WhatsApp sama sekali tidak bermanfaat.
Laki- laki yang berasal dari Rusia ini mengatakan, fitur enkripsi dinilai tidak dapat melindungi keamanan pengguna dari peretasan para hacker.
Pavel Durov mengatakan “Perusahaan tersebut (WhatsApp) selalu mengatakan enkripsi end-to-end bagaikan sebuah mantra ajaib yang mampu membuat proses komunikasi menjadi lebih nyaman dan aman. Tetapi, teknologi ini bukan peluru yang mampu menjamin privasi para pengguna dengan sendirinya,”.
Terutama, Durov mengklaim kalau bug keamanan yang ada pada aplikasi berbagi pesan WhatsApp menciptakan sebuah backdoor yang sengaja ada untuk mematuhi serta menenangkan para lembaga penegak hukum.
Dengan begitu, kata Durov, aplikasi berbagi pesan ini dapat melakukan kegiatan bisnisnya tanpa kendala seperti di negara Iran serta Rusia.
Pada sisi lain, Pavel Durov juga mengatakan kalau Telegram juga diminta melakukan hal yang sama oleh para regulator penegak hukum. Tetapi, Telegram tidak ingin untuk bekerja sama dengan mereka.
Durov juga melanjutkan “Akibat dari keputusannya tersebut, Aplikasi berbagi pesan Telegram akhirnya diblokir di beberapa negera seperti Rusia dan Iran, namun di beberapa negara – negara yang memblokir Telegram tersebut, aplikasi WhatsApp tidak alami kendala sama sekali”.
Laki – laki berumur 35 tahun ini mengatakan, dengan menaruh back up informasi di iCloud, alih- alih di penyimpanan fitur, WhatsApp sudah mempertaruhkan privasi para penggunanya.
Alasannya, bagi Durov, Apple tidak mengenkripsi informasi pada iCloud. Apalagi, Apple sering membagikan informasi seperti ini ke pemerintah, sesuai yang diminta oleh para penegak hukum tersebut.
Terakhir, Durov pula mengatakan, source code WhatsApp tidak tersedia secara publik. Maksudnya, tidak dikenal bagaimana metode enkripsi end- to- end dari aplikasi WhatsApp tersebut bekerja.
“Seandainya saja kalau Jeff Bezos memilih untuk menggunakan aplikasi Telegram dibandingkan dengan WhatsApp, dia tidak bakal diperas oleh orang- orang yang meretas perangkat smartphonenya,” sambung Durov.
Tentang Peretasan Jeff Bezos
Sebelumnya, smartphone milik orang paling kaya di dunia tersebut, Jeff Bezos diretas pada tahun 2018 lalu. Peretasan ini berlangsung sesudah Bezos menerima suatu pesan WhatsApp yang rupanya dikirimkan dari account pribadi putra mahkota Arab Saudi.
Sebagaimana dilansir dari halaman The Guardian pada hari Rabu( 22/ 1/ 2020), pesan terenkripsi tersebut dikirim dari no milik pangeran Arab Mohammed bin Salman serta dipercaya berisi file jahat.
File jahat itu lalu menyusup masuk kedalam smartphone milik pemilik bisnis Amazon tersebut. Demikian menurut hasil laporan dari forensik digital yang sudah dilakukan.
Analis mendeteksi kalau penyusupan ke smartphone milik orang paling kaya di dunia ini dipicu oleh sebuah video yang dikirimkan dari account pangeran Arab Mohammed ke Jeff Bezos.
Dua orang tersebut memang dikabarkan sering saling bertukar pesan melalui WhatsApp. Menurut sumber anonim dari The Guardian, file video itu dikirimkan pada tanggal 1 Mei 2018.
Parahnya lagi, data – data dalam jumlah yang sangat banyak sudah diretas dari smartphone milik Bezos, hanya dalam waktu beberapa jam saja. Namun sayangnya, tidak diketahui data – data apa saja yang sudah dicuri dari orang terkaya di dunia tersebut.